Minggu, 09 Juni 2013

Novel Tegar Karang



Ya Tuhan, hatiku hancur lebih dari berkeping-keping. Tidak akan pernah ada kesempatan itu. Aku tergugu tanpa air mata di bawah ranjang. Meringkuk. Malam-malam hanya diisi mimpi menyesakkan. Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan. Malamku seakan hanya mimpi buruk. Aku harus melakukan apapun, menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu  muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.

Aku bisa mengukir wajahnya di langit-langit kamar. Menatap wajahnya di bening bak air mandi. Di piring kosong. Hingga kapan semua ini akan berakhir? Berdamai. Hanya ketika pagi datang, sedikit perasaan lega mengisi sepotong hatiku. Hanya ketika pagi datang, semua sedikit terasa lebih ringan. Sedikit saja, sedikit. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi.

(Tegar, sedikit edit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar