Ya Tuhan, hatiku hancur lebih dari berkeping-keping. Tidak
akan pernah ada kesempatan itu. Aku tergugu tanpa air mata di bawah ranjang. Meringkuk.
Malam-malam hanya diisi mimpi menyesakkan. Malam-malam panjang, gerakan tubuh
resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan. Malamku seakan hanya mimpi buruk. Aku
harus melakukan apapun, menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali
kerinduan itu muncul. Berat sekali
melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.
Aku bisa mengukir wajahnya di langit-langit kamar. Menatap
wajahnya di bening bak air mandi. Di piring kosong. Hingga kapan semua ini akan berakhir? Berdamai. Hanya ketika pagi datang, sedikit perasaan lega mengisi
sepotong hatiku. Hanya ketika pagi datang, semua sedikit terasa lebih ringan.
Sedikit saja, sedikit. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui
lagi.
(Tegar, sedikit edit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar